Pembuatan dan Pengolahan Semen

Secara umum semen dapat diartikan zat perekat dari segala jenis bahan. Dalam arti sempit, semen adalah bahan pengikat yang digunakan dalam bangunan dan konstruksi teknik sipil.

Semen halus bubuk ketika dicampur dengan air menjadi keras. Hasil pengerasan dari hidrasi, yang merupakan kombinasi kimia senyawa semen dengan air yang menghasilkan kristal submicroscopic atau bahan seperti gel dengan luas permukaan tinggi.

Hal ini disebabkan karena sifat mereka hydrating, semen konstruksi, akan terbenam dan mengeras di bawah air, sering disebut semen hidrolik.

Konon menurut legenda, sebelum adanya semen perekat yang digunakan untuk membangun sebuah bangunan menggunakan zat putih telur, ketan atau lainnya.

Bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat.

Namun pada zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia sebagai perekat dan penguat bangunan menggunakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Ini merupakan semen pertama kali digunakan.

Pada abad ke-18 (ada menyebut sekitar tahun 1700-an M),  insinyur asal Inggris John Smeaton,  menemukan kembali ramuan pozzuolana dan membuat adonan bangunan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat ketika membangun Eddystone sebuah menara suar di lepas pantai Cornwall, Inggris.

Namun insinyur berkebangsaan Inggris Joseph Aspdin, pada 1824 mengurus hak paten ramuan dengan nama semen Portland karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat di Pulau Portland, Inggris. Hasil ramuan semen olahan Aspdin ini yang sekarang banyak dijual di toko-toko bangunan sekarang.

Tahapan Pembuatan dan Pengolahan Semen

Tahap penambangan bahan mentah (quarry yaitu Batu Kapur, Tanah Liat, Pasir Besi dan Pasir Silica.

Tahap penggilingan awal. Setelah dikirim ke pabrik semen, bahan mentah di teliti di laboratorium, kemudian di campur dengan proporsi yang tepat kemudian digiling dengan mesin penghancur sehingga berbentuk serbuk.

Tahap berikutnya adalah bahan serbuk dipanaskan awal di preheater dan pemanasan berlanjut di dalam kiln sehingga bereaksi membentuk kristal clinker.

Kristal clinker kemudian di dinginkan di cooler dengan bantuan angin. Panas dari proses pendinginan ini di alirkan lagi ke Preheater untuk menghemat energi

Clinker ini kemudian dihaluskan lagi dalam tabung yang berputar yang bersisi bola-bola baja sehingga menjadi serbuk semen yang halus.

Clinker yang telah halus ini di simpan dalam silo (tempat penampungan semen mirip tangki minyak pertamina)

Dari silo ini semen di packing dan didistribusikan ke konsumen.

 

Kumau info Pembuatan dan Pengolahan Semen

You May Also Like

About the Author: Kumau Info

Blogger yang ikut meramaikan dunia maya dengan informasi dan pengetahuan berdasarkan sumber terpercaya.