Tahapan Perkembangan Menulis Seorang Anak

Menulis itu adalah sebuah ketrampilan bahasa yang kompleks mencakup gerakan jari, tangan, lengan dan mata secara terintegrasi. Banyak pengertian menulis yang didefinisikan oleh para ahli, namun secara umum menulis untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, pengalaman dan pengetahuan ke dalam bentuk catatan.

Anak dalam usia awal sekolah mulai diajarkan menulis dengan menggunakan aksara, lambang atau simbol yang dibuat secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh orang lain. Namun menulis merupakan perkembangan kemampuan lebih lanjut dari ketrampilan membaca sehingga memiliki tahapan perkembangan dari seorang anak.

Tahapan Menulis Seorang Anak

Ketrampilan menulis seseorang melalui beberapa tahap perkembangan. Temple, Nathan, Burns; Cly: Ferreiro dan Teberosky dalam Brewer (1992) mengemukakan perkembangan tahapan menulis seorang anak, antara lain :

Scribble stage. 

Tahap ini ditandai dengan dimulainya anak menggunakan alat tulis untuk membuat coretan-coretan sebelum membuat bentuk atau huruf yang dapat dikenali.

Linear repetitive stage. 

Pada tahap ini, anak menemukan bahwa tulisan biasanya berarah horizontal, dan huruf-huruf tersusun berupa barisan pada halaman kertas. Anak juga telah mengetahui bahwa kata yang panjang akan ditulis dalam barisan huruf yang lebih panjang dibandingkan dengan kata yang pendek.

Random letter stage. 

Pada tahap ini, anak belajar mengenai bentuk coretan yang dapat diterima sebagai huruf dan dapat menuliskan huruf-huruf tersebut dalam urutan acak dengan maksud menulis kata tertentu.

Letter name writing, phonetic writing. 

Pada tahap ini, anak mulai memahami hubungan antara huruf dengan bunyi tertentu. Anak dapat menuliskan satu atau beberapa huruf untuk melambangkan suatu kata, seperti menuliskan huruf depan namanya saja, atau menulis bu dengan sebagai lambang dari buku.

Transitional spelling. 

Pada tahap ini, anak mulai memahami cara menulis secara konvensional, yaitu menggunakan ejaan yang berlaku umum. Anak dapat menuliskan kata yang memiliki ejaan dan bunyi sama dengan benar, seperti kata buku, namun masih sering salah menuliskan kata yang ejaannya mengikuti cara konvensional dan tidak hanya ditentukan oleh bunyi yang terdengar, seperti hari sabtu tidak ditulis saptu, padahal kedua tulisan tersebut berbunyi sama jika dibaca.

Conventional spelling. 

Pada tahap ini, anak telah menguasai cara menulis secara konvensional, yaitu menggunakan bentuk huruf dan ejaan yang berlaku umum untuk mengekspresikan berbagai ide abstrak.

Sumber: Padamu.net

 

Tahapan Perkembangan Menulis Seorang Anak – Kumau Info

You May Also Like

About the Author: Kumau Info

Blogger yang ikut meramaikan dunia maya dengan informasi dan pengetahuan berdasarkan sumber terpercaya.