Manusia memiliki kemampuan intelektual yang berbeda satu dengan yang lain, hal ini diwujudkan dengan hasil cipta karya dari kreativitas yang memiliki perbedaan sifat dan kegunaan.
Untuk itu, perlu adanya penghargaan atas hasil karya yang telah dihasilkan yaitu perlindungan hukum bagi kekayaan intelektual tersebut. Tujuannya adalah untuk mendorong dan menumbuhkembangkan semangat terus berkarya dan mencipta.
Perlindungan hukum atas kekayaan intelektual tersebut adalah Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atau secara internasional adalah Intellectual Property Rights (IPR).
Konsep dasar tentang hukum tersebut berdasarkan pada pemikiran bahwa karya intelektual yang telah diciptakan atau dihasilkan manusia memerlukan pengorbanan waktu, tenaga dan biaya.
Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) mendapat perhatian baik dalam nasional maupun internasional dalam pembangunan ekonomi dan perdagangan untuk memacu dimulai era baru pembangunan ekonomi yang berdasar ilmu pengetahuan.
Objek perlindungan hukum yang diatur dalam HaKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Secara garis besar HaKI dibagi dalam 2 (dua) bagian,yaitu:
Hak Cipta (copyright);
Hak kekayaan industri (industrial property rights), yang mencakup:Paten (patent); Desain industri (industrial design); Merek (trademark); Penanggulangan praktek persaingan curang (repression of unfair competition); Desain tata letak sirkuit terpadu (layout design of integrated circuit); Rahasia dagang (trade secret).
Seseorang bebas mengajukan permohonan Hak Atas Kekayaan Intelektual yaitu hak eksklusif yang diberikan negara kepada inventor, pencipta, pendesain, dan sebagainya sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas)nya dan agar orang lain terangsang untuk lebih lanjut mengembangkan lagi.
Hak Atas Kekayaan Intelektual – Kumau Info
