Sejarah Bandar Udara EL Tari Kupang

Tahukah kamu bahwa bandar udara (bandara) El Tari awalnya merupakan sebuah airtrip bekas peninggalan kolonial Belanda. Bandara El Tari terletak di bagian selatan pulau Timor, tepatnya di kampung Tuameko, Desa Penfui, kecamatan Maulava, Kupang. Airtrip ini pertama kali didarati pesawat udara pada tahun 1928 oleh penerbang Amerika bernama Lamij Jhonson.

Sejarah Bandara EL Tari Kupang

Tahun 1944-1945 lapangan terbang ini dikembangkan oleh Australia dan diberi nama Lapangan Terbang Penfui. Nama Penfui ini berasal dari bahasa Timor yakni “pena” yang berarti “jagung” dan “fui” yang artinya “hutan”.

Sebutan itu tidak lepas dari kondisi geografis daerah ini yang dahulu merupakan hutan jagung atau banyak ditanami jagung oleh penduduk sekitar. Sampai saat ini produk jagung ini masih merupakan kebanggaan dari masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tahun 1945 hingga 1960 Lapangan Terbang Penfui dikuasai dan dipergunakan untuk kepentingan Angkatan Udara. Tanggal 6 Mei 1950 Lapangan Terbang Penfui diserahkan oleh militer Belanda kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Dengan berkembangnya kebutuhan akan angkutan udara, tahun 1960 lapangan terbang ini mulai didarati oleh pesawat Garuda jenis DC3. Penanganan dan pengaturan kegiatan penerbangan di lapangan terbang ini dilakukan oleh Angkatan Udara, karena pada saat itu belum ada organisasi perhubungan udara.

Info menarik Bandara (Airport) Paling Ekstrim Sedunia

Mulai tahun 1966 Pelabuhan Udara Penfui mulai dikelola oleh kepala pelabuhan udara dengan dibantu bendaharawan dari Dinas Meteorologi Departemen Perhubungan Udara. Tahun 1967 pelabuhan udara ini ditetapkan sebagai pelabuhan udara kelas III.

Dengan makin meningkatnya arus lalu lintas melalui lapangan terbang ini, maka untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan meningkatkan fungsi bandara, maka diterbitkan SK Bersama antara Menteri Perhubungan, Menteri Pertahanan dan Keamanan dan Menteri Keuangan.

SK dengan Nomor: KEP/30/IX/75, KM 393/3/PHB/75, dan KEP. 927.A/MK/IV/8/75, yaitu tentang penggunaan bersama pangkalan dan pelabuhan udara. Dalam surat keputusan tersebut dinyatakan Pelabuhan Udara Penfui menjadi Pelabuhan Udara Sipil Kelas II.

Sejak 20 Desember 1988, Pelabuhan Udara Penfui diubah namanya menjadi Pelabuhan Udara El Tari Kupang. El Tari adalah Gubernur NTT periode 1966-1978 yang lahir di Timor, NTT, 17 April 1926 dan meninggal 29 April 1978 pada umur 52 tahun.

Tanggal 20 Juni 1988 ditandatangani Naskah Persetujuan Bersama antara Kepala Staf TNI-AU dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No. SEPERJAN/01/V/1988 dan DJU/1861/ KUM.060/SS tentang Penggunaan Sebagian Areal Tanah Pangkalan TNI-AU El Tari Kupang untuk pengembangan/pembangunan Bandar Udara El Tari Kupang beserta fasilitasnya.

Berdasarkan SK Menteri Perhubungan No. KM 4/1995 tanggal 13 Januari 1995 tentang Penyempurnaan dan Penataan Kelas Bandar Udara, Bandar Udara El Tari ditingkatkan menjadi Bandara Kelas I.

Sejak 1 April 1999, Bandara El Tari secara operasional masuk di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura I (Persero). Sebagai pengelola, Angkasa Pura I melakukan perbaikan dan perluasan terminal ataupun fasilitas lainnya secara bertahap, antara lain perluasan ruang kedatangan domestik (2006), penggantian fasilitas VASI dengan PAPI (2007), dan pembuatan jalan langsung ke gudang kargo (2008).

 

Sejarah Bandar Udara EL Tari Kupang – Kumau Info

You May Also Like

About the Author: Kumau Info

Blogger yang ikut meramaikan dunia maya dengan informasi dan pengetahuan berdasarkan sumber terpercaya.