Pada peringatan hari jadi Nadhlatul Wathan (NW) ke-65 awal Maret 2018 lalu, sangat spesial karena NW berhasil menyabet Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kategori pencapaian paling banyak ber-hizib dengan angka peserta mencapai 44.675 orang.
Hizib adalah kumpulan doa yang berasal dari Alquran, selawat sahabat nabi, wali dan para ulama besar yang dihimpun dalam sebuah kitab oleh pendiri Nahdlatul Wathan, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, pada 1943.
Berdasar pengalaman spiritual tersebut, pada 1 Maret 1953 TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid mendirikan Tarekat Hizib Nahdlatul Wathan, atas dorongan maraknya aliran-aliran tarekat yang dianggap sesat karena meninggalkan ajaran syariat.
Pada 1979 untuk pertama kalinya, Hizib dibaca secara resmi di Madrasah Ash-Shaulatiyah, Makkah Al- Mukarromah.
Rekor MURI Untuk Nahdlatul Wathan (NW)
Seritifikat MURI untuk peserta Hizib terbanyak diserahkan M. Yusuf dari tim MURI dan diterima langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) Hj Siti Raehanun Zainuddin Abdul Madjid.
Ketua Umum didampingi Ketua Dewan Mustasyar PBNW TGH LL Gde M Ali Wire Sakti Amir Murni Lc, Ketua Wilayah Nahdlatul Wathan NTB Raden Tuan Guru Bajang (RTGB) Kyai H M Zainuddin Atsani, dan Ketua Pimpinan Pusat Pemuda NW sekaligus Anggota DPR RI Lalu Gede Syamsul Mujahidin.
Rekor MURI berhasil diraih setelah seluruh jamaah NW melaksanakan pembacaan hizib. Tidak saja di Lombok tapi juga diikuti serentak oleh seluruh jamaah NW yang tersebar di seluruh Indonesia.
Rekor diraih setelah kerja keras panitia yang mempersiapkan sejak awal sarana prasarana, sehingga juri dapat memberikan penilaian langsung.
Ketua DPW NW RTGB Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani menjelaskan, hari jadi NW tahun ini memang didesain secara khusus yang diwujudkan dengan diadakannya pembacaan hizib serentak secara nasional.
Selain itu, diadakan Festival Hadroh yang tujuannya mendorong kreativitas pelajar terutama sektor keagamaan agar tumbuh kreatif.
Hizib Nahdlatul Wathan (NW) Dapat Rekor MURI
