Komoditas Yang berkontribusi Pada Tingkat kemiskinan

Angka Kemiskinan disinyalir mengalami tren penurunan selama satu dasawarsa terakhir. Namun, jumlah penduduk miskin di perkotaan justru mengalami kenaikan.

Indeks Keparahan Kemiskinan dan Indeks Kedalaman Kemiskinan di daerah pedesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Ini menandakan bahwa ketersediaan infrastruktur sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. Untuk itu, jika infrastruktur di pedesaan dibangun maka akan memperlancar akses ekonomi masyarakat desa.

Komoditas Penyebab Tingkat kemiskinan 2017

BPS mengukur kemiskinan dengan menggunakan metodologi basic needs approach yaitu pendekatan kebutuhan dasar. Metodologi ini tidak berubah sejak tahun 1998 supaya datanya menjadi apple to apple. Pengertian apple to apple adalah secara spesifikasi saling mendekati dan berimbang.

1. Beras

Komoditas utama yang menyumbang indikator kemiskinan di Indonesia adalah beras dan rokok. Menurut BPS, beras berkontribusi sebesar 18,31 persen di perkotaan dan di pedesaan sebesar 25,35 persen.

2. Rokok

Sementara produk rokok baik di perkotaan maupun pedesaan berkontribusi sebesar 10,7 persen terhadap angka kemiskinan. Penyebabnya, harga rokok yang semakin mahal.

3. Daging sapi

Konsumsi daging sapi juga berperan pada angka kemiskinan. Faktor daging sapi menyumbang 4,94 persen untuk kemiskinan di perkotaan dan untuk kemiskinan di pedesaan 3,47 persen.

4. Kebutuhan pangan lain

Sementara itu, komoditas lain yang juga punya andil berkontribusi pada tingkat kemiskinan antara lain mie instan, daging ayam ras, gula pasir, bawang merah, kopi, tempe, tahu dan telur ayam ras, serta bahan makanan lainnya.

5. Non-makanan

Komoditas di luar makanan yang berperan juga pada tingkat kemiskinan di Indonesia adalah faktor perumahan, pendidikan, listrik, bensin, dan perlengkapan mandi.

Pengaruh Besar Rokok Terhadap Angka Kemiskinan

Mengapa rokok termasuk ke dalam komoditas yang ditetapkan BPS dalam mengukur kemiskinan? Penyebab rokok komoditas kedua yang berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan karena konsumsi rokok di Indonesia cukup tinggi.

Hasil survei Maret 2017, 19,63 persen penduduk miskin adalah perokok. Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, persentase penduduk merokok di perdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan.

Bahkan telah diadakan penelitian tentang “Perilaku Merokok Orang Tua dan Dampaknya terhadap ‘Stunting’ dan Jebakan Kemiskinan” yang diadakan Pusat Kajian Jaminan Sosial, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia dan Komite Nasional Pengendalian Tembakau.

Sumber:  Badan Pusat Statistik (BPS)

 

Komoditas Yang berkontribusi Pada Tingkat kemiskinan 

You May Also Like

About the Author: Kumau Info

Blogger yang ikut meramaikan dunia maya dengan informasi dan pengetahuan berdasarkan sumber terpercaya.