Berkunjung Ke Kampung “singkong” Cireundeu

Jika dari Bandung menuju arah barat, sekitar 11 km dari pusat Kota tepatnya di Kampung Cireundeu terletak di Kota Cimahi, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Jawa Barat, kita akan melihat rata-rata masyarakat di sana tidak butuh nasi untuk makanan pokok. Yang mereka butuhkan adalah singkong.

Berkunjung ke Kampung Cireundeu yang memiliki luas permukiman empat hektare dan dihuni oleh 330 orang dari 70 kepala keluarga tersebut akan melihat di sekeliling kampung terdapat kebun singkong seluas 20 hektare. Makanya disebut sebagai kampung singkong, apalagi diperkuat dengan keberadaan patung singkong di gerbang masuk kampung tersebut.

Tradisi Makan Singkong

Singkong memang sebagai bahan makanan pokok masyarakat kampung Cireundeu. Pemilihan singkong sebagai bahan makanan pokok memiliki sejarah panjang yang cukup kelam. Pada jaman penjajahan Belanda, semua bahan makanan pokok yang memiliki nilai jual yang tinggi selalu harus diserahkan kepada pemerintah kolonial sebagai upeti.

Para tetua adat di kampung Cireundeu memikirkan berbagai alternatif bahan makanan pokok untuk penduduk dan akhirnya terpilih singkong sebagai alternatif. Pemilihan singkong sebagai makanan pokok karena singkong dapat ditanam dalam segala musim dan dapat dipanen sepanjang tahun, sekaligus sebagai solusi pencegahan kemungkinan gagal panen. Singkong yang dipilih singkong pahit yang memiliki racun yang cukup tinggi untuk mencegah Belanda merampas singkong sebagai upeti.

Sejak tahun 1924, sesepuh masyarakat Kampung Cireundeu menjadikan singkong sebagai makanan pokok dan anak cucu mereka pun tak pernah makan nasi. Sumber Budaya Masyarakat Kampung Cireundeu Jawa Barat. Bagi masyarakat adat Cireundeu, nasi singkong tak ada bedanya dengan nasi beras yang dimakan dengan lauk pauk dan sayur seperti halnya orang yang makan nasi beras.

Wisata Alam Kampung Cireundeu

Selain memiliki budaya unik, Kampung Cireundeu juga memiliki alam yang terus dijaga kelestariannya. Di kampung Cireundeu terdapat wisata alam hutan lindung yang disebut hutan Larangan dan hutan Tutupan.

Batu Cadas Gantung atau sering juga disebut Gajah Langu memiliki spot yang menarik untuk memotret pemandangan kota Bandung. Tempat ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam berjalan kaki dari kampung Cireundeu.

Hanya saja, ada hutan lindung di kampung Cireundeu yang tidak boleh dimasuki oleh masyarakat umum dalam kondisi apapun, hanya warga adat yang boleh masuk dengan tujuan menjaga kondisi sumber mata air agar tidak rusak.

Jika masyarakat umum ingin menikmati wisata kampung Cireundeu ke hutan Tutupan harus didampingi oleh warga adat. Ada yang unik jika mengunjungi Hutan Baladahan yang merupakan salah satu daerah di hutan tutupan tersebut, pengunjung tidak boleh mengenakan alas kaki.

 

Kampung “singkong” Cireundeu  – Kumau Info

You May Also Like

About the Author: Kumau Info

Blogger yang ikut meramaikan dunia maya dengan informasi dan pengetahuan berdasarkan sumber terpercaya.