Menjadi orangtua adalah menyediakan waktu, energi, ketulusan hati untuk membesarkan anak dan menjadikannya mandiri. Kita tidak dapat memilih anugerah Allah dan anak pun tak dapat memilih orangtua. Karena itu semoga kisah ibu istimewa yang mampu membesarkan anak-anak berkebutuhan khusus (Down Syndrome) berhasil dengan segala kekuatan dirinya ini dapat menjadi inspirasi kita semua.
Kisah Ibu Dengan Anak Down Syndrome
Idham adalah anak ke empat dari empat bersaudara. Ketiga kakaknya perempuan sehingga sebagai anak bungsu dan satu-satunya anak laki-laki, Idham mendapat curahan perhatian yang luar biasa.
Disamping itu, jarak usia yang cukup jauh dengan kakaknya (5 tahun beda usia dengan kakak yang persis diatasnya), membuat Idham leluasa mencurahkan kemanjaannya.
Kemanjaan Idham itu bukan semata-mata karena “kemauan” Idham, tetapi salah satu karakteristik anak down syndrome memang ‘loveable’. Mudah sekali untuk mencintai Idham karena Idham sendiri mudah sekali mencintai orang lain.
Meskipun demikian, kemajuan Idham tidak mengurangi kemauan dan prestasi Idham dalam melakukan aktivitas yang disukainya, terutama melukis dan berenang.
Dalam menggambar (sebelum akhirnya bertemu dengan Pak Alianto yang mengasah kemampuan Idham dalam melukis), Idham beberapa kali memenangi lomba mewarnai yang diadakan di sekolahnya.
Oh ya, Idham bersekolah di SD Purba Adhika, sekolah yang mengakomodasi anak dengan kebutuhan khusus.
Di sekolah, selain pelajaran yang berkaitan dengan mata pelajaran yang umum didapat di sekolah, Idham mendapatkan pelajaran bina diri (yang mendorong anak-anak untuk mampu mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari).
Disamping aktivitas di sekolah dan melukis, Idham sudah 4 tahun ini menekuni renang. Ikut lomba renang resmi belum pernah tetapi jika lomba dengan teman-teman sesama peserta les renang, Idham sering menang, apalagi kalau gaya katak, gaya andalan Idham. Berenang bagi Idham sangat berguna sebagai sarana melatih motorik dan sosialisasi.
Demikian juga dengan melukis. Melalui melukis, Idham berusaha menyampaikan isi hati dengan kata-kata mendapat jalan keluar melalui lukisan. Ada saja cerita dibalik sebuah lukisan, yang bagi sebagian orang lain mungkin melihat absurd.
Pada saat Idham teringat almarhum Pak Parto yang biasa memberi pijat refleksi misalnya, digambarlah sosok pria tua diatas kanvas. Hasilnya adalah guratan penuh warna yang diisi semburat wajah tua Pak Parto.
Pada kesempatan lain, dilukislah kuda yang dilihatnya di Bintaro. Hasilnya adalah coretan warna-warna “keras” yang mewakili agresivitas kuda. Pada kesempatan lain, Idham berkesempatan melukis outdoor di daerah Cijeruk, Bogor.
Suasana alam yang segar dan warnawarni langit, sawah, sungai kecil membawa Idham pada pemilihan warna yang cerah yang katanya mewakili suasana yang “bagus lho”. Semua ini tidak akan terjadi tanpa dorongan dan bantuan dari berbagai pihak.
Seperti yang diceritakan Ibu Durri Andriani, PhD, ibu dari M.Idham Anindyatama pada rubrik Interaktif Ratna Sugeng adalah seorang Psikiater di Majalah WBC.
Kisah Ibu Dengan Anak Down Syndrome – Kumau Info