Tahukah kamu bahwa Yahoo pernah menjual video untuk konsumsi khusus dewasa. Untuk memperbesar revenue, raksasa portal internet Yahoo! tampaknya pernah menempuh jalan dengan cara apapun.
Reuters, pada Kamis, 12 April 2001 pernah memberitakan bahwa perusahaan Yahoo mulai menjual video dan DVD film-film dewasa di kanal belanjanya.
Film-film tersebut dijual di bagian “Ad ult and Ero tica” yang bisa ditemukan di alamat http://shopping.yahoo.com/video. Yahoo! juga menawarkan film-film hardcore di situ.
Film-film khusus dewasa ini dijual terbatas pada member Yahoo! yang berusia di atas 18 tahun. Untuk pembuktian usia tersebut, Yahoo! mensyaratkan adanya sebuah kartu kredit atas nama pembeli dan Yahoo! ID.
Layanan yang menyediakan ribuan video itu diluncurkan secara diam-diam, Rabu (11/4/2001) waktu Amerika Serikat. Pihak Yahoo! mengatakan, penawaran film-film dewasa tersebut merupakan langkah untuk membentuk layanan e-commerce secara menyeluruh.
Presiden Yahoo!, Jeff Mallet, menyatakan perusahaannya ingin menyediakan layanan yang lengkap mulai dari komputer, mainan anak-anak, hingga video material dewasa.
“Kami akan segera menjadi situs e-commerce terbesar dan kamu memilih untuk menawarkan material dewasa sebagai bagian dari itu,” ujarnya.
Yahoo! tampaknya memang ingin mengandalkan layanan baru ini sebagai salah satu sumber pemasukan utama. Saat itu jika kita mengetikkan kata “53X” pada search engine Yahoo!, akan tertampang 496 hasil pencarian. Link nomor satu dari 496 item itu langsung menuju ke layanan penjualan video dewasa tersebut.
Dalam layanan ini, Yahoo! hanya bertindak sebagai perantara saja. Yahoo! akan meneruskan pesanan ini kepada rekanannya dan memperoleh bagian dari hasil penjualan.
Situs si parno merupakan situs yang paling banyak diakses sejak awal sejarah web di internet. Saat ini bisnis situs itu di internet termasuk bisnis yang paling menguntungkan.
Namun, analis memperkirakan akan terjadi masalah pada image perusahaan jika hal semacam ini dilakukan perusahaan dotcom sekelas Yahoo!
Tindakan Yahoo! ini telah memancing reaksi keras kalangan konservatif di Amerika Serikat. Beberapa kelompok masyarakat telah menyerukan boikot terhadap raksasa internet saat itu.